25 October 2008

Balada Syekh Puji .............

Syekh PUJI, ter(PUJI) kah tindakannya ? aku bingung. Padahal lelaki berusia kepala 4 ini sudah mempunyai istri. Masih muda lagi. 26 tahun. Apalagi yang kurang..? Okaylah kalo ternyata istri tidak sanggup memberi nafkah batin. Itu gak masalah. Tapi yang jadi bahan pergunjingan sekarang adalah apakah karena istri pertama tak sanggup, lantas dia bisa serta merta menikah dengan perempuan belia…Masih BOCAH lagi. Apa sih yang diharapka dari pernikahan dengan seorang anak yang notabene masih berusia 12 tahun ? bahkan dari wawancara di surat kabar atau dari media digital, dia menambahkan bahwa dia juga sedang “membidik” 2 bocah perempuan lagi untuk dinikahi…… Oh My God…

Memang terus terang aku tidak bisa menyalahkan karena aku tidak mau motif apa yang terkandung di dalam pernikahan kyai berusia kepala 4 itu. Kalau motifnya syahwat sih olala……. Sangat-sangat-sangat disayangkan. Hanya karena syahwat dia tega menghancurkan masa-masa bocah yang seharusnya masih bisa bermain bebas, lepas, tanpa terpaksa harus patuh pada norma-norma perkawinan.

Islam memperbolehkan seseorang mempunyai istri lebih dari satu dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi. Dan itu tergolong berat. Menurutku kalau pernikahan untuk mencontoh Nabi besar kita Muhammad SAW… olala… bagiku sangat jauh.

Nabi kita menikah dengan alasan yang jelas. Nabi menikahi Aisyah di usia belia karena ingin menjaga supaya hadist-hadist dari beliau sebagai nabi yang terakhir dapat tetap diwariskan turun temurun pada seluruh umat manusia, agar Aisyah dapat terus mengingatnya dan menghafalnya sampai beliau wafat sekalipun. Alasan yang cerdas dan masuk akal.

Sekarang Nabi Muhammad telah wafat, wahyu putus sudah. Berakhir. Aku gak tau alasan apa yang dipakai Syekh Puji dibalik pernikahannya. Semoga alasannya tepat dan tidak sekadar dibuat-buat hanya untuk sekedar pembenaran.


Pondok gede 25 Okt 2008 , sore-sore abis ujan.

1 comment:

Nova Kumala said...

Gak usah bingung dong yok, lagipula itu kan urusan rumah tangganya Syekh Puji, kalo menurutku sih kita gak boleh ngurusin urusan rumah tangga orang lain. Lagipula kalo dilihat dari sisi positifnya. Menurutku tindakan Syekh Puji bagus kok, kenapa?

Coba deh lihat berita sekarang, banyak wanita di usia 9 tahun keatas sudah berani menjual dirinya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Daripada mereka menjual dirinya hanya untuk alasan kebutuhan hidup, lah kenapa harus menolak apabila dinikahkan oleh lelaki tua dan punya banyak istri namun mampu menghidupi keluarga mereka dengan kehidupan yang layak dan jauh dari kemaksiatan dunia

So, kembali ke pada pribadi masing-masing sih. Mau mikirin urusan rumah tangga orang lain ato mikirin urusan rumah tangga sendiri yang masih banyak kekurangan.

Peace yok