18 September 2008

Zakat......oh......Zakat.... (Berkaca pada peristiwa Pasuruan)

Innalilahi Wa Innailaihi Ro’jiun .............................ikut belasungkawa terhadap 21 orang yang menjadi korban dalam pembagian zakat di Pasuruan.
Miris memang negara ini, kalau tidak bisa dikatakan ironis.
Setelah menyaksikan betapa dahsyatnya jumlah orang yang mengantri hanya untuk mendapat selembar 20 ribuan dan selembar 10 ribuan, saya jadi menyangsikan statement RI 1 kita yang mengatakan bahwa tingkat kemiskinan negara kita turun drastis..
Sebenarnya ini bukan kejadian yang pertama kalinya, sudah banyak korban yang berjatuhan hanya gara-gara berebut uang zakat. di kediri , di bumiayu dan tempat-tempat lain sudah pernah kita saksikan banyak korban yang berjatuhan walaupun semuanya tidak menimbulkan korban jiwa.

melihat kejadian itu sudah sepatutnyalah kita berintrospeksi, ada apa fenomena ini semua. kalau kita ingin menelusuri lebih jauh... fenomena ini merupakan cermin bahwa pemerintah masih harus banyak berjibaku ke bawah, pemerintah harus sering jongkok melihat sekitar, dan bener- bener harus lebih peduli pada rakyat kecil.
memang banyak yang harus kita tanyakan seiring dengan kejadian ini ? sebenarnya bagaimanakah mekanisme pembagian zakat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga amil zakat di seluruh indonesia ? sudahkah benar dan adil ? kalaupun sudah mengapa kejadian ini selalu terulang lagi.
saya pribadi sangat setuju dengan mekanisme bahwa seyogyanya zakat dari personal sudah seharus nya tidak dikelola sendiri akan tetapi lebih baik dipercayakan kepada lembaga-lembaga amil zakat yang ada. Dari sinilah akan timbul pertanyaan sudah kredibel kah lembaga-lembaga zakat nasional ???? Hal inilah yang harus dibenahi pemerintah agar kelak para dermawan dapat mempercayakan uang zakatnya sehingga resiko korban jiwa dapat diminimalisir.

04 September 2008

Earthquake Ramadhan last year................

Ramadhan last year....

Marhaban ya Ramadhan... its too late indeed, bcause this is the third day. actually i dont want to discuss about Ramadhan. " What is Ramadhan ?" or "what is the purpose?" or "What is the benefit behind ?" no,no,no...not those topics.....

i just want to remind me, u whose house or office is in Jakarta. something happened 1 daybefore ramadhan last year. Earthquake.

I want to tell my experience on that situation.

Like a usually, i always go home late at afternoon because i played pingpong first with my friends then prayed before went home.

i forgot what date, but i absolutely remembered that the earthquake happened 1 day before Ramadhan came last year. i was on the 27th floor. After played pingpong, i went to the bathroom to take some water for praying. Suddenly i felt to be fallen easily...i thought that i would be sick. I had felt that i should go to doctor. on those times i often fall. I walked to the musholla while hold the wall so i didnot fall. I was still on my mind until i met yazid, one of my pingpong mate. he said that there was earth quake.....

Oh My God, i just realized that i was not sick. the thing that caused me fall is earthquake. i stopped for a moment to feel it. wow.. earthquake u know... that was fast and strong enough to rock our building. I felt my building slowly swayed. I felt uncomfortable with this condition... i had not prayed maghrib, but the building swayed gently. I was scared on that day. that was the peak of my emotion. i was scared that the God almighty would take me early.....in my pray, i ask the God to give me chance to be existed in the world. I lost my contentration. but i sobbed while ask God to stop the earthquake. " Oh God i still want to live".

After prayed, soon i went to hugecrowded in front of the lift. i saw anxious faces there. i was getting scared. the lift was off. we have to downstair from 27th floor to the 1st floor manually,on foot. could you imagine how many floor we passed ?

Allahu Akbar, Subhanallah, is the sentences that is pulled out from our mouth continously......we dont care how far stair we were passing through. the only thing that we thought was "were we safe ?"...

Once again....Allahu Akbar..... Thanks God, U give us a little bit longer to taste the world.






2 Ramadhan 1429 H
after openned fasting.

01 September 2008

Selamat jalan Ibu

Kematian tak kenal waktu dan datang tanpa diundang…………

Dahulu aku sering berpikir kepada teman-temanku yang ditinggal ayah atau ibunya menjelang ramadhan, alangkah sedihnya mereka apabila diwaktu sahur dan buka puasa, pasti ada sesuatu yang beda, dan jelas begitu sedih mereka.

Time goes bye, and finally it turns to me, 2 minggu menjelang ramadhan tepatnya 18 Agustus 2008 Ibu meninggalkan kami semua. ayah, kakak, aku dan 2 adikku jelas terpukul sekali , betapa tidak , ibu tidak menunjukkan gejala apa-apa sebelum meninggal, segar bugar dan sehat walafiat, bahkan 2 hari menjelang wafatnya, beliau masih bercanda via telepon dengan aku.


banyak kenangan yang sudah ditinggalkan ibu pada kami semua…….undescribable …..i have no idea to describe how much kindness and their lovely and care to every one…..

Begitu banyak teladan beliau yang “harus” kami contoh … karena kami ingin seperti beliau…..

Masih teringat bagaimana beliau begitu sibuk saat ramadhan tiba tahun-tahun lalu, bagaimana semangatnya beliau memasak hanya hanya agar remaja-remaja di masjid betah bertadarus…….

betapa hiruk pikuknya dapur menjelang lebaran ……….kini akan terasa sepi….

Segala hal yang dilakukan ibu kini seakan akan menjadi tembang kenangan bagiku……tingkah laku mulianya yang dulu sering kuabaikan seakan muncul kembali…

Kecerewetannya diwaktu dini hari saat membangunkan aku tahajud, sering tak aku gubris ….kini aku sadar betapa mulianya beliau …..betapa lugu dan lurus hidupnya.

Aku ingat bagaimana setianya beliau menemani ayah disaat sakit…tegar,,, tanpa tangis… justru beliaulah yang mencegah ayah menangis di saat-saat maut menjemputnya.

Tak pernah kudengar lagi, jargon-jargon sosial ibu …

Jargon sederhana kaya makna …..dijupuk tambah mlumpuk , yang menganjurkan untuk banyak-banyak bersedekah karena bersedekah tidak akan membuat kita miskin justru membuat kita kaya…..

Jargon jawa sarat rasa, mugo – mugo rejeki katah, barokah, kanggo tuku sawah, kenek dingo nang mekah, yang artinya carilah rejeki yang halal untuk sarana kita dalam menunaikan ibadah haji….

Sekarang ………

Apapun cerita tentang ibu , terasa indah bagiku ….

Lagu-lagu tentang ibu , menjadi nuansa syahdu di kalbu… merdu mengalun …layaknya saksofon Kenny G… laiknya suara seruling menggoda sang ular….

Ibu ……

Kini kau tiada…

Tapi semangat mu dalam menjalani hidup telah berbekas di dada

Walau tak ada yang melipur ku disaat sedih ….

Walau engkau tak ada di saat hari mendung, disaat hati sedang bingung…..

Tapi Aku tahu engkau selalu ada di Hati ……sebagai ratu di dada………

Yang akan mengawalku di segala kondisi dan situasi…

Kami semua kaget …

Terkejut luar biasa….

Tapi sekaligus bahagia..

Ternyata Tuhan sangat sayang …, sangat cinta engkau Ibu….

Mengambilmu disaat engkau sehat…..disaat anak-anakmu sudah merasa kuat……disaat ayah sudah walafiat……..laiknya embun yang menguap disaat mentari semakin kuat…..

Ibu …

Maafkan kami jika kami masih sering sedih dan menangis…

Kami berusaha ikhlash bu, Tuhan pasti tahu itu…..

Kami sedih karena banyak orang yang merasa kehilangan ….

Kami menangis ….karena begitu banyak kebaikan mu yang dulu sempat kami abaikan….

Tuhan ….

Sampaikan permintaan maaf kami kepada ibu..

Dari kami anak-anaknya yang belum sepenuhnya berbakti …

Yang masih kurang dalam mengabdi…..

Tuhan …

Kami tahu Engkau Zat yang Maha Baik…

Engkau tahu apa yang terbaik bagi kami…

Oleh karena itu Tuhan …..

Kami sedang mencari hikmah tersembunyi.....

Tapi dari dada, dari hati kami …. Kami siap untuk mandiri …..

Kami tahu ….

Kematian pasti datang menghampiri semua makhlukMu

Kematian ibarat tiket yang akan dipanggil untuk naik kereta dari stasiun dunia ke stasiun kekalMu

Semua sudah dapat tiket…..

Tapi tidak tahu kapan kami dipanggil untuk naik kereta …

Yang kami tahu….

Ibu sekarang sudah naik kreta…..

Menuju stasiun kekal Mu ….

Tapi Tuhan …..

Bisakah Engkau membuat tempat duduk yang nyaman bagi Ibu, supaya ibu tidak kepanasann…??

Bisakah engkau mengatur pendingin udaranya supaya ibu tidak kedinginan…??

Alangkah indahnya jika Engkau mengutus seorang pangeranMu atau seorang BidadaraiMu untuk menemani Ibu, kasihan Tuhan kalau beliau sendiri.

Tuhan……

Di alam kuburmu ini …..

Tolong terima segala amal kebaikan ibu di dunia….

Yang bisa menjadi lampu terang benderang…

Yang bisa menjelma sebagai teman yang indah bagi beliau…

----------------Urip mung mampir ngombe-------------

Senin pagi, Selepas Sahur . 1 Ramadhan 1429 H.