01 September 2008

Selamat jalan Ibu

Kematian tak kenal waktu dan datang tanpa diundang…………

Dahulu aku sering berpikir kepada teman-temanku yang ditinggal ayah atau ibunya menjelang ramadhan, alangkah sedihnya mereka apabila diwaktu sahur dan buka puasa, pasti ada sesuatu yang beda, dan jelas begitu sedih mereka.

Time goes bye, and finally it turns to me, 2 minggu menjelang ramadhan tepatnya 18 Agustus 2008 Ibu meninggalkan kami semua. ayah, kakak, aku dan 2 adikku jelas terpukul sekali , betapa tidak , ibu tidak menunjukkan gejala apa-apa sebelum meninggal, segar bugar dan sehat walafiat, bahkan 2 hari menjelang wafatnya, beliau masih bercanda via telepon dengan aku.


banyak kenangan yang sudah ditinggalkan ibu pada kami semua…….undescribable …..i have no idea to describe how much kindness and their lovely and care to every one…..

Begitu banyak teladan beliau yang “harus” kami contoh … karena kami ingin seperti beliau…..

Masih teringat bagaimana beliau begitu sibuk saat ramadhan tiba tahun-tahun lalu, bagaimana semangatnya beliau memasak hanya hanya agar remaja-remaja di masjid betah bertadarus…….

betapa hiruk pikuknya dapur menjelang lebaran ……….kini akan terasa sepi….

Segala hal yang dilakukan ibu kini seakan akan menjadi tembang kenangan bagiku……tingkah laku mulianya yang dulu sering kuabaikan seakan muncul kembali…

Kecerewetannya diwaktu dini hari saat membangunkan aku tahajud, sering tak aku gubris ….kini aku sadar betapa mulianya beliau …..betapa lugu dan lurus hidupnya.

Aku ingat bagaimana setianya beliau menemani ayah disaat sakit…tegar,,, tanpa tangis… justru beliaulah yang mencegah ayah menangis di saat-saat maut menjemputnya.

Tak pernah kudengar lagi, jargon-jargon sosial ibu …

Jargon sederhana kaya makna …..dijupuk tambah mlumpuk , yang menganjurkan untuk banyak-banyak bersedekah karena bersedekah tidak akan membuat kita miskin justru membuat kita kaya…..

Jargon jawa sarat rasa, mugo – mugo rejeki katah, barokah, kanggo tuku sawah, kenek dingo nang mekah, yang artinya carilah rejeki yang halal untuk sarana kita dalam menunaikan ibadah haji….

Sekarang ………

Apapun cerita tentang ibu , terasa indah bagiku ….

Lagu-lagu tentang ibu , menjadi nuansa syahdu di kalbu… merdu mengalun …layaknya saksofon Kenny G… laiknya suara seruling menggoda sang ular….

Ibu ……

Kini kau tiada…

Tapi semangat mu dalam menjalani hidup telah berbekas di dada

Walau tak ada yang melipur ku disaat sedih ….

Walau engkau tak ada di saat hari mendung, disaat hati sedang bingung…..

Tapi Aku tahu engkau selalu ada di Hati ……sebagai ratu di dada………

Yang akan mengawalku di segala kondisi dan situasi…

Kami semua kaget …

Terkejut luar biasa….

Tapi sekaligus bahagia..

Ternyata Tuhan sangat sayang …, sangat cinta engkau Ibu….

Mengambilmu disaat engkau sehat…..disaat anak-anakmu sudah merasa kuat……disaat ayah sudah walafiat……..laiknya embun yang menguap disaat mentari semakin kuat…..

Ibu …

Maafkan kami jika kami masih sering sedih dan menangis…

Kami berusaha ikhlash bu, Tuhan pasti tahu itu…..

Kami sedih karena banyak orang yang merasa kehilangan ….

Kami menangis ….karena begitu banyak kebaikan mu yang dulu sempat kami abaikan….

Tuhan ….

Sampaikan permintaan maaf kami kepada ibu..

Dari kami anak-anaknya yang belum sepenuhnya berbakti …

Yang masih kurang dalam mengabdi…..

Tuhan …

Kami tahu Engkau Zat yang Maha Baik…

Engkau tahu apa yang terbaik bagi kami…

Oleh karena itu Tuhan …..

Kami sedang mencari hikmah tersembunyi.....

Tapi dari dada, dari hati kami …. Kami siap untuk mandiri …..

Kami tahu ….

Kematian pasti datang menghampiri semua makhlukMu

Kematian ibarat tiket yang akan dipanggil untuk naik kereta dari stasiun dunia ke stasiun kekalMu

Semua sudah dapat tiket…..

Tapi tidak tahu kapan kami dipanggil untuk naik kereta …

Yang kami tahu….

Ibu sekarang sudah naik kreta…..

Menuju stasiun kekal Mu ….

Tapi Tuhan …..

Bisakah Engkau membuat tempat duduk yang nyaman bagi Ibu, supaya ibu tidak kepanasann…??

Bisakah engkau mengatur pendingin udaranya supaya ibu tidak kedinginan…??

Alangkah indahnya jika Engkau mengutus seorang pangeranMu atau seorang BidadaraiMu untuk menemani Ibu, kasihan Tuhan kalau beliau sendiri.

Tuhan……

Di alam kuburmu ini …..

Tolong terima segala amal kebaikan ibu di dunia….

Yang bisa menjadi lampu terang benderang…

Yang bisa menjelma sebagai teman yang indah bagi beliau…

----------------Urip mung mampir ngombe-------------

Senin pagi, Selepas Sahur . 1 Ramadhan 1429 H.

1 comment:

anakhebat said...

Ikut berduka Mas. Semoga Allah mengampuni semua dosa Ibu, menerima semua amal baik Ibu, menempatkan Ibu di tempat yang baik. Semoga Mas Ariyo beserta kakak dan adiknya diberi kekuatan untuk istiqomah mendoakan Ibu. Amin.